Jumat, 02 Maret 2012
Harapan yang Tak Pasti
Suatu
malam, ketika aku berdiam diri di lantai atas sambil memandangi langit
yang indah di hiasi bintang – bintang yang berkelap kelip. Aku bertanya
dalam hati “ Mengapa Bintang itu tidak dapat ku raih ?.” Bintang
bagaikan cita – cita yang sampai saat ini belum bisa ku capai. Aku
sangat berharap aku bisa meraih cita – citaku dan aku bisa membahagiakan
kedua orang tuaku. Sampai saat ini aku belum bisa membahagiakan kedua
orang tuaku dengan sempurna bahkan aku selalu merepotkan mereka. Mungkin
dengan aku bisa meraih cita – citaku, aku bisa membahagiakan kedua
orang tuaku. Tapi, aku tahu semua ini tidak bisa menggantikan atau
membalas semua pengorbanan orang tuaku yang telah mereka berikan selama
ini. Kasih Sayang dan Cinta mereka terlalu besar dan tak akan bisa
teganti dan terbalaskan oleh apapun.
Waktu terus bergulir, jam KBM pun telah usai. Aku tidak langsung pulang ke rumah karena aku ada kegiatan eskul di sekolah. Tapi, pada saat aku sedang eskul gigiku terasa sakit padahal aku tidak makan apa – apa. Aku mulai tak konsen dengan apa yang sedang aku lakukan. Gigiku terasa ngilu dan cenat – cenut tak karuhan. Aku ingin cepat – cepat pulang. Di perjalan pulang aku tak lupa membeli obat di warung. Obat yang aku minum lumayan menenangan saraf – saraf gigiku.
Aku sangat menyesal telah menyepelekan sikat gigi sebelum tidur, padahal pada saat malam kuman mulai aktif beraktifitas di mulut. Dan aku merasakan akibatmya, gigiku berlubang sampai hanya tersisa akar – akar giginya saja. Pada esok harinya, aku tak berangkat sekolah karna gusiku bengkak. Aku tak bisa memaksakan diri berangkat sekolah, karena percuma meskipun aku berangkat sekolah, aku tidak bisa menerima pelajaran dengan baik dengan kondisiku yang seperti ini.
Aku dan ibuku pergi ke puskesmas daerah untuk periksa. Setibanya aku di puskesmas aku di persilahkan untuk memasuki ruangan pemeriksaan.
”Kenapa de ? “ tanya seorang dokter kepadaku.
“ Saya sakit gigi dokter” jawabku kepada dokter.
“Silahkan duduk saja di tempat pemeriksaan.” Aku pun melaksanakan perintahnya.
“ coba buka mulutnya “ kata dokter kepada ku.
“ de, gusi ade bengkak. Gigi ade harus di cabut”
Pemeriksaan pun selesai. “ dokter kenapa tidak dicabut sekarang ? Apa gigi saya sudah sangat parah ?”
“ maaf de, gusi ade sedang bengkak. Jadi tidak bisa di cabut sekarang. Takut terjadi infeksi.”
“ sekarang hanya di kasih obat dari saya untuk menenangkan saraf – saraf giginya. Nanti hari selasa atau kamis ade bisa ke sini lagi untuk cabut gigi.” Kata dokter kepadaku.
“ Dok, apa gigiku akan tumbuh lagi ?” tanyaku kepada dokter.
“ Giginya tidak akan tumbuh lagi, karna gigi belakang hanya tumbuh sekali seumur hidup. Apalagi gigi ade kan udah termasuk gigi tua. Jadi tidak ada kemungkinan untuk gigi ade tumbuh kembali.”
“makasih ya dokter.” Aku pun keluar dari ruangan dan mengambil obatnya di depan.
Aku tak mampu pergi ke dokter karena keadaan ekonomi keluargaku. Sekarang orang tuaku tak seperti dulu. Dulu bapakku mudah untuk mencari nafkah dengan hanya berjualan sayur. Tapi sekarang tidak, harga sayuran di pasaran mulai naik dan apabila di jual hanya mendapatkan untung yang tak seberapa, untuk memenuhi kehidupan sehari- hari saja habis.
Setelah kejadian itu, aku merenung dan memikirkan apa aku bisa meraih cita – citaku dengan kondisi aku yang seperti ini. Aku mulai tak percaya diri dan tidak yakin aku bisa menggapai cita – citaku menjadi seorang dokter. “ apa ada dokter yang ompong ?” aku bertanya kepada diriku sendiri. Aku mulai mencari informasi kepada semua temen - temenku dan tak lupa bertanya kepada grup konsul dokter di facebook tentang kedokteran. Menurut temen – temenku jadi dokter itu susah, biaya kuliahnya saja bisa sampai ratusan juta belum pemeriksaan fisiknya. Keadaan Fisiknya pun tidak boleh ada yang cacat sedikit pun. Sedangkan aku kondisi fisiknya saja sudah tidak mungkin gigi saja ompong , apalagi keuangannya untuk keperguruan tinggi. Tapi aku tidak mau menyerah sampai disini. Aku akan selalu berharap bisa meraih cita – cita ku meskipun harapan yang tak pasti bisa terwujud jadi kenyataan.
Aku yakin kekuataan pikiran positif akan mudah untuk terwujudkan. Dari sekarang aku harus lebih giat lagi mencari informasi tentang kedokteran dan harus lebih rajin lagi belajar. Semuanya akan terwujudkan apabila ada kemauan, usaha dan tak lupa harus di sertai dengan do’a.
Semangat untuk meraih cita – cita !